Semester Baru

Halo, assalamualaikum wr wb. Janji saya untuk ngisi blog ini selama liburan nggak ditepati. Nggak sedikit pun punya ide untuk nulis apa. Jadi, saya ngisi liburan dengan baca buku. Ada beberapa buku yang saya selesaikan selama liburan. The Geography of Bliss – Eric Weiner. Notes From  Qatar 1 & 2 – Muhammad Assad. Marmut Merah Jambu, Manusia Setengah Salmon – Raditya Dika. Kalau buku si Radit itu saya mocal minjam, soalnya merasa rugi ngeluarin duit untuk beli buku dia. Walaupun bukunya berhasil buat saya ngakak, tapi tetap aja merasa rugi kalau beli bukunya itu. Harga satu bukunya itu kan 30-40rban, berat aja gitu ngeluarin uang segitu untuk buku dia. Haha. Ok, kelima buku itu saya rekomendasikan untuk kamu. Notes From Qatar itu asyik, jenis bukunya, buku motivasi, isinya tentang berbagai hal, ada motivasi, cerita-cerita inspiratif, kepemudaan dll. Menariknya, disetiap bahasannya itu ada disisipi ayat Al-quran dan hadis, tapi penjabarannya pakai bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Lalu, The Geography of Bliss, semacam memoar. Ceritanya tentang seseorang yang keliling dunia, untuk mencari tempat yang paling membahagiakan di bumi ini. Asyiknya kita dapat macam-macam fakta menarik tentang beberapa negara, kayak Islandia, Swiss, Qatar, Bhutan, Belanda, Thailand, UK, US, dsb. Salah satunya ya, ternyata Islandia itu termasuk negara yang paling bahagia di muka bumi ini menurut salah satu penelitian di Belanda (bagaimana mengukur kebahagian itu, baca deh bukunya). Padahal, selama ini sepertinya yang “surga dunia” itu tempat-tempat tropis, pantai berpasir halus, dengan matahari yg bersinar, tapi kok bisa tempat sedingin Islandia menjadi negara yang paling bahagia, dan malahan disana untuk nampak matahari saya sulit. Alasannya, liat di bukunya. (Lah, saya kok jadi malah promosi disini).
Ok, liburan sudah usai. Kembali ke rutinitas, yaitu kuliah. Gimana mengawali semester baru ini? Ya, semangat saya masih kembang-kempis. Padahal seharusnya kalau mulai semester baru semangat membara, ini ntah kenapa nggak. Dan lagi seharusnya saya bisa lebih antusias di semester ini, karena banyak jalan-jalannya. Hehe. Satu, acara Pekan Penghijauan (PP) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau (insyaAllah tahun ini tahun ke-24), biasanya ini camping. Tahun kemarin saya sudah ikut, dan jadi nagih. Selanjutnya, jalan-jalan ke kebun binatang, untuk Praktikum Kerja Lapangan (PKL) mata kuliah Sistematika Vertebrata. Nah, karena kondisi kebun binatang di Riau tidak memungkinkan (jumlah binatang sedikit), jadi biasanya PKL nya bakal ke luar kota. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, nah sambil PKL, biasanya ada juga acara rekreasinya. Hehe.
Hari ini pertama kali sama memulai semester 4. Pagi tadi, seharusnya ada jadwal Profesi Kependidikan, tapi karena dosennya di hubungi nggak ngangkat, ya jadi masuk. Siangnya, jadwal awal Perkembangan Hewan, eh nggak tahunya ganti, jadi Sistematika Vertebrata. Tapi tadi cuma kontrak kuliah, sambil dosennya ngasih wejangan tentang mata kuliah dia, juga tentang bagaimana kami ini (mahasiswa calon pendidik) bisa benar-benar menunjukan sebagai calon pendidik. Pendidik itu tugasnya mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi nggak bisa sembarangan, katanya harus benar-benar ikhlas, kalau kuliah di Fakultas KIP, hanya untuk sekedar kuliah, ya lebih baik nggak usah kuliah. Jadi begini, kan banyak yang bilang sekarang pendidikan di Indonesia masih kurang bagus, salah satu faktornya itu ya faktor pendidiknya itu. Pendidik/guru banyak yang masih kurang berkomitmen dan memahami sungguh-sungguh tentang profesinya. Pendidik itu bukan sekedar mentransfer ilmu dari dirinya ke murid. (Penjelasannya tentang ini bisa sampai beberapa SKS, dari yg sudah-sudah ada mata kuliah Pengantar Pendidikan; Belajar & Pembelajaran dsb yang menjelaskan tentang ini). Nah, untuk itu kami diharapkan harus benar-benar memikirkan, menyadari, memahami, menghayati (halah banyak benar) kalau kami ini adalah calon seorang pendidik. Disini saya ada termotivasi, apalagi beliau menyampaikannya dengan enerjik dan jelas, rasanya energi positif dari beliau sampai ke saya. Semoga saya bisa memikirkan, menyadari, memahami, dan menghayati kalau saya ini bakal jadi seorang pendidik. Ya, semoga.
Dan ada kata-kata beliau yang saya pikir sangat penting: “Sebagai mahasiswa, pengenyam pendidikan tinggi, seharusnya anda harus sudah berpikir untuk setiap harinya itu, menghasilkan produk. Produknya bisa apa saja, baik yang menunjang perkuliahan, seperti buat tugas, ringkasan dsb.”. Ya, setiap hari, saya sangat setuju ini, dan saya merasakan juga. Saya sekarang sudah mahasiswa, tapi sudah seberapa produktif saya? Padahal seharusnya setiap hari, malah kita dituntut menghasilkan produk. Kuliah terlihat kejam, tapi kehidupan kerja, yang mana merupakan kehidupan yang sebenarnya malah lebih kejam, bung. Ok, ini juga saya berusaha untuk menjalankannya. “Setiap hari, harus menghasilkan produk!”.
Ok, dari hal-hal tersebut ada juga hal yang menganjal di diri saya sekarang. Begini, sifat saya dasarnya kurang PD (percaya diri). Kadang saya bisa mikir positif, kurang PD nggak papa sekarang, mungkin memang belum belajar aja, makanya berusaha terus untuk percaya diri. Tapi kadang, sifat ini menganggu juga. Sifat ini bisa membatasi saya untuk melakukan sesuatu. Jadi gini, udah ada beberapa teman saya yang ngajak untuk ngajar, yang pertama ngajar di bimbel, ngajar anak SMP, dan ada juga ngajar anak SMA yang mau ikut olimpiade. Nah, ajakan itu saya tolak, dengan alasan ‘susah menyempatkan waktu, soalnya kuliah padat’. Padahal alasan sesungguhnya saya belum berani untuk ngajar anak orang, kurang PD aja nanti kalau salah materi yang disampaikan, bisa-bisa sesat anak yang diajar itu. Haha. Nah, padahal mencoba ngajar mulai dari sekarang bisa jadi kesempatan bagus untuk belajar bagaimana ngajar, biar nggak janggung di selanjutnya, tapi kesempatan itu malah terhambat karena kurang percaya diri tadi. Ini sudah saya konsultasikan dengan penasihat akademis saya, dia menasihati begini, “Kalau dilihat dari prestasi akademis kamu, ini termasuk bagus, jadi berarti kamu bukan tidak percaya diri, tapi mungkin kamu meragukan kemampuanmu. Tapi, meragukan kemampuan itu bisa jadi senjatamu. Maksudnya, dengan kamu meragukan itu berarti kamu punya standar tertentu, yang mungkin diatas rata-rata orang, jadi kamu terus belajar untuk mencapai standar itu.”. Ya, mungkin, jadi intinya saya tetap harus belajar dan saya pikir memang nanti ada waktunya.
Oklah, sampai disini aja cerita-ceritanya. Saya juga mau mengucapkan “Selamat Menempuh Semester Baru” kepada mahasiswa/mahasiswi di seluruh Indonesia. Hehe.

Stuck in the Middle

Halo blogger. Saya benar-benar sudah lama tidak blogging. Ok, hari ini saya punya semangat untuk posting karena Ayu Khairani. Hehe. I really apreciate your reply on my tweet, Ayu :D. 


Dan apalagi sekarang sedang libur, seperti biasa saya tidak ada rencana liburan ke luar kota atau jalan-jalan gitu. Stay di Pandau Permai saja dan banyak waktu luang, makan-tidur di rumah. Jadi, ya daripada kerjaan cuma tiduran dan makan saja, sesekali nulis di bloglah, udah lama juga kan tidak melakukan ritual ini. Hehe.

..............................


Stuck. Saya nggak tahu mau cerita apa, tadi udah ada satu paragraf, tapi bingung mau lanjutinnya gimana, jadi dihapus. Haha. Ya sudahlah kapan-kapan aja posting panjangnya. Untuk posting ini, cuma ber-‘say Hi’ aja dulu. Hi.............. :D
Oiya, akhir-akhir ini saya lagi senang-senangnya dengar Ben Folds. Tambah lagi my fave musician, dan lagi-lagi pintar di piano. Haha. Mungkin telinga saya emang bersahabatnya dengan dentingan piano (ceile.. dentingan. Haha).  Ini ya yang saya suka, Sara Bareilles mainnya piano, Jamie Cullum main piano juga, terus Regina Spektor jago piano juga! Dan ini tambah Ben Folds, yang kerennya semena-mena. Ini salah satu yang saya suka, clip dan lagunya asyik. ;)


Buat yang kuliahan, ini sedang pekan-pekan libur, jadi saya cuma mau bilang ‘Have a nice vacation!’ dan berharap liburan saya juga nice :)

Ekstra-kuli-kuler

Hello, beneran sudah lama saya nggak buka blog ini. Bingung mau basa-basi gimana, udah kikuk nulis-menulis ni. Hehe. Ok langsung aja deh, ada yang mau di certain ni, lets see ya..
Ok saya tiba-tiba keingat tentang ekskul, soalnya nggak satu pun ekskul yg berhasil saya ikuti dg baik. Dan yg bikin saya ketawa-ketiwi sendiri, karena keingat saya pernah ekskul basket. Ya basket! Haha. Itu ceritanya pas saya smp kelas 7. Kan masih murid baru tu, jadi dipaksain untuk ikut salah satu ekskul, nah pilihan ekskulnya juga nggak terlalu banyak, jadi saya ambil ekskul basket daripada pramuka, soalnya pas SD saya pramuka. Jadi mau coba hal baru, makanya ambil selain pramuka. Sebenarnya sih tertarik Marching band, tapi pas awal-awal itu, semester 1, Marching band belum buka pendaftaran. Jadilah saya ekskul basket. Tapi di basket saya nggak lama, nyadar diri nggak bakat. Akhirnya beralih ke Marching band *setelah pendaftarannya buka. Uye! Senang rasanya,  soalnya ekskul yg paling ok di sekolahku waktu itu, Marching band. Nah, karena saya cuma bisa niup-pencet harmonika, ya saya kebagian di harmonika pada awalnya, tapi karena semuanya itu cewek, saya beralih ke perkusi, bass. Senang deh pokoknya ikut Marching band, walaupun latihanya agak 'keras', dicerewetin sama kakak pembinanya, tapi bangga pas udah tampilnya. Hehe.
Apakah saya bertahan? Jawabanya, tidak! Pas kelas 8 nggak ikutan lagi, ya saya ingat terakhir saya ikut itu, pas akhir semester genap kelas 7, penerima rapor ada penampilan Marching band di lapangan sekolah, dan itu akhir karir saya (cailah 'karir'). Alasan nggak ikutan lagi: pertama, malas karena ribet peraturan dan kedua-sama seperti akhir karir saya di basket-merasa nggak bakat. Ya sudahlah. Selama SMP cuma di kelas 7 ikutan ekskul, setelah itu nggak ada.
Kisah ekskul SMA, nggak beda jauh dengan SMP, nggak ada yg berjalan mulus. Kelas 10 saya ambil ekskul paskibra. Tapi cuma beberapa bulan, malah nggak sampai ke pelantikan anggotanya. Saya cuma bertahan sampai upacara 17 Agustus. Nggak tahannya karena dongkol dg seorang senior. Ya cuma sama satu orang, nggak semua senior. Dia tu songong kali. Jujur kalau senior lain bentak, marah2, saya fine-fine saja, ngerti, mereka begitu emang di sengaja, latih mental. Tapi dengan satu senior tu, emang buat saya dongkol kali, besar kepala kali kayaknya dia. Ya sudahlah, saya pun nyadar, saya nggak tinggi, dan agak gemuk, jadi nggak ideal jadi paskibra. Akhirnya saya kosong ekskul.
Kemudian saya masuk pramuka, tapi hanya ikut-ikutan. Jadi begini, pramuka di SMA saya itu nggak begitu berjalan, karena peminatnya sedikit, nah ada temanku yang cinta sekali dg pramuka, dia ikut pramuka, terus diajaknya lah teman-teman dekatnya supaya pramuka tu berisi. Ya, akhirnya pramuka tu cuma di isi kami-kami aja, cuma 15an orang lah. Nah, karena ketidakjelasan keberadaan pramuka, ada tapi tiada, maksudnya, organisasi pramuka itu ada, tapi kegiatan dan orang-orangnya seperti tiada, saya beralih ekskul, bukan meninggalkan pramuka sih, tapi coba ekskul lain, yaitu: Rohis (Rohani keislaman), dan ini pun cuma ikut-ikutan juga, hanya karena ketua umumnya teman sekelas saya. Keberadaan saya di Rohis pun nggak jelas, kadang ikut kumpul, kadang tidak, tapi lebih sering tidaknya. Emanglah saya nggak ada loyalnya sedikitpun. Jangan dicontoh ya ini!
Kenapa saya ingat dan mereview ekskul saya, karena ini, ada dapat undangan buka bersama dari Rohis. Saya agak kaget juga, dianggap ternyata saya di Rohis. Hehe.
Ya walaupun ini tidak baik, nggak papa lah ya saya cerita, jangan di contoh aja. Hehe. Tapi ada juga kok, saya bertahan cukup lama di ekskul, yaitu pas SD, ekskul pramuka. Hehe. Serius, pas SD saya serius ikut pramuka ini, sampai-sampai jadi pemimpin regu putra, dan pernah ikut camping se-kecamatan. Wah, kalau diingat-ingat, seru kali, pengalaman pertama, dan emang benar-benar fun! Tingkat kecamatan aja udah senang, apalagi yg udah pernah ikut jambore nasional atau bahkan internasional ya.
Ya deh, sampai di sini aja ceritanya. Hoho. Ini cerita ekskul ku, bagaimana ceritamu?

Bosan

Hoaaaaaaaaaaaaaa.... saya bosan, serius bosan, benar-benar bosan, bosan, bosan, bosan, bosan-sebosan-bosannya, ya bosan, bosan, bosan, bosan, bosan, bosan, bosan,bosan, bosan, bosan,bosan, bosan, bosan, serius woi saya bosan, bosan, tolonglah saya bosan, bosan, bosan, :( bosan. bo-san. bo-leh kah saya mengambil jalan lain?

What is My Passion?

Hari ini hari pertama saya masuk perkuliahan semester dua. Ya, saya sudah menjadi mahasiswa semester dua. Tapi ada hal yang menganjal di hati dan pikiran saya. Apa yang menjadi passion saya? Pertanyaan itu belakangan ini muncul dan berpuitar-putar di otak saya. Dan hal itu tambah buruk karena hari ini. Sepanjang jalan pulang, saya benar-benar bad mood.
Kenapa hari ini? Karena hari ini hari pertama saya semester dua. Kenapa dengan semester dua? Karena di semester dua ini lah mulai terasa bahwa saya adalah mahasiswa biologi. Yap, biologi! Yang tiba-tiba saya merasa biologi bukanlah passion saya. Ok, dulu SMA saya memang suka biologi, tapi setelah saya pikir-pikir, saya sebenarnya bukan suka biologi secara keseluruhan, hanya suka pembahasan tertentu, seperti biokimia, genetika dan biologi sel. Dan hari ini saya sadar, biologi bukan hanya itu, saat masuk kelas anatomi tumbuhan. :(
Saya benar-benar merasa buruk hari ini. Pengen marah, nggak tahu mau marah sama siapa, sedih, terlalu bodoh sepertinya, dan akhirnya saya nggak tahu mau gimana, cuma bias mendongkol di dalam hati. Ya, bodoh. :(
Balik lagi, kalau begitu, apa yang menjadi passion saya? Ok, saya tidak tahu apa yang mau jawab apa. Bodoh. Passion, sesuatu yang ketika kita mengerjakan kita merasa puas, senang, bahagia, girang, gembira, bergairah, suka, ria dan hal sejenis. Dan ada lagi yang bilang, passion itu sesuatu yang kita inginkan, demi apa pun kita kejar. Jadi, apa passion saya? Apa yang bisa membuat saya merasa puas, senang, bahagia, girang, gembira, bergairah?
Ok, saya list apa-apa yang saya (mungkin pernah) suka: desain, cooking, nulis.
Desain. Yap, saya sebenarnya suka desain. Dari TK emang hobi menggambar, lanjut SD dan ketika SMP sudah mulai mengenal desain. Merancang sendiri. Pas SMA lumayan tersalur hobi mendesain saya.
Cooking. Yah, masak! Saya memang pernah berpikir menjadi seorang chef. Suer! Dan saya merasa passion saya di masak. Saya merasa hot kalau memasak (haha, iyalah dekat kompor). Saya malah pernah ingin mengambil sekolah hospitality, dan milih culinary. Tapi, karena merasa tidak mungkin, karena sekolahnya itu di luar, saya urungkan keinginan saya itu. Nah, kalau begitu itu bukan passion saya dong? Saya tidak berusaha untuk mendapatkan itu.
Nulis. Kalau saya tidak suka menulis, nggak akan ada blog ini, dan nggak bakal bertahan sampai tahun 2011 ini (blog ini mulai dari tahun 2008). Tapi, bias kamu lihat, akhir-akhir ini saya jarang posting, yang artinya saya jarang nulis, yang artinya saya harus bertanya: kalau benar nulis itu passion saya, kenapa akhir-akhir ini tidak menjamah blog ini?
Hah. Bodoh. :(
Nah, ok, saya tarik kesimpulan dengan pertanyaan, jika biologi bukan passion saya, bagaimana kalau saya pindah kuliah? Nah kalau pindah kuliah, apa yang harus saya ambil? Untuk jawab itu, sepertinya harus jawab ini dulu: what is my passion? Yep, balik ke sini lagi -________-
NB: bagi yang baca mohon isi komentarnya, mungkin kamu bisa memberikan pandangan kamu tentang ini, dan mungkin itu bisa buat pikiran saya terbuka, dan mempertimbangkan ini.

PPF

Hello yellow blogger! Hoho. Saya sebenarnya kangen sekali nulis-nulis begini. Tapi, di satu sisi, malas untuk nulis, karena beberapa hal. Satu, apakah ada yang baca? Dua, rasanya tulisan saya jelek, kadang nggak beraturan, ngaco, kalau ngaco orang ngerti nggak masalah, tapi kalau tapi kalau orang baca ngak ngerti? Gimana bah? Tiga, kadang merasa apa yang di tulis nggak terlalu penting. Yeah.
Kemarin saya baca-baca kembali posting lama. Waduh, ini buat kangen. Terutama masa-masa di SMA. Banyak yang saya tulis itu kejadian-kejadian yang kecil, nggak terlalu spesial, misalnya kejadian (baca: ketololan anak-naka dikelas :p), tapi itulah yang buat waaah bagi saya. Sesekali ketawa sendiri, sambil bayangi muka-muka mereka. Haha. Yep, benar-benar kangen suasana di kelas dulu :(.

It is difficult to live in the present, ridiculous to live in the future, and impossible to live in the past. Nothing is as far away as one minute ago. - Jim Bishop
Ok, tinggalkan yang lama. Sekarang yang sekarang. Kabar terbaru dari saya, adalah: saya akan jadi mahasiswa semester dua, tadaaaaa... Hehe. Semester satu sudah lewat, hasil? Lumayan memuaskan, sesuai target awal, ya walaupun nggak sesuai target yang sudah direvisi. Hehe. Maksud saya begini, awal semester saya sudah buat target berapa IP, sekian, kemudian melihat apa yang terjadi, dan rasanya ada kesempatan, saya naikin targetnya, hehe. Tapi, ternyata, nggak gampang juga. Pas dengan target awal.
Mungkin itu saja, see you folks!